v
Akuntansi
Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan
jumlah yang dianggarkan dengan jumlah akrual dan dicatat berpasangan (double
entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan
organsasi sektor publik khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan
akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah akun
belanja yang dianggarkan dikreditkan terhadap akun yang sesuai kemudian apabila
belanja tersebut direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang
ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik
akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontiniu jumlah
anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah menekankan
peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah anggaran
dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan koreksi apabila terdapat varians (selisih). Namun
akuntansi anggaran lebih menekankan kepada bentuk dari akun – akun keuangan
bukan isi (content) dari akun itu sendiri.
Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah teknik ini sangat
kompleks. Akan lebih mudah dan lebih komprehensif apabila akun – akun yang ada
menunjukkan pendapatan dan biaya actual, dan anggaran menunjukkan pendapatan
dan biaya dianggarkan.
v
Akuntansi
Komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem
akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan.
Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur diterima dan mengakui
pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan
bersama – sama dengan menggunakan akuntansi kas dan akuntansi akrual. Akuntansi
komitmen tersebut hanya menjadi subsistem dari sistem akuntansi utama yang
dipakai organisasi. Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi
melakukan transaksi tersebut. Hal ini berarti bahwa transaksi tidak diakui
ketika kas telah dibayarkan atau diterima, tidak juga ketika faktur diterima
atau dikeluarkan, akan tetapi pada waktu yang lebih awal yaitu ketika order
diterima atau dikeluarkan.
Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar
manajer dapat mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran
yang telah dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang
telah dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yan diterima dan dibayarkan
ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (over commit). Tentu saja manajer
yang teliti akan tahun bahwa akun – akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang mana faktur belum
diterima dan dengan itu membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan
pemborosan (over commit the budget).
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang
diterima terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur
dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat memperbaiki pengendalian terhadap
anggaran namun banyak masalah dalam pengadopsian akun tersebut ke dalam akun –
akun keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang dikeluarkan.
Umumnya, tidak ada kewajiban hokum untuk patuh pada order yang terjadi dan
order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan. Hal ini menjadi sulit dalam
mengakui biaya – biaya untuk periode akuntansi yang bersangkutan yang
mendasarkan pada order yang dikerluarkan.
v
Akuntansi
Dana (Fund accounting)
Masalah utama
yang dihadapi organsisi sektor publik adalah pencarian sumber dana dan alokasi
dana. Penggunaan dana dan peran anggaran sangat penting dalam akuntansi sektor
publik. Dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana, pengertian “dana”
dimaknai sebagai kas (cash fund). Tiap dana tersebut harus dikembalikan pada
laci (cash drawer) secara terpisah; beberapa tagihan harus dikembalikan dari
saru laci dan tagihan lainnya dalam laci yang lainnya. Namun saat ini “dana”
dimaknai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber
daya nonkas dan utang yang diperhitungkan di dalamnya.
Teori akuntansi dana
pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan organisasi bisnis.
Saat itu ia melihat perusahaan pribadi dengan perusahaan badan memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah;
-
Perusahaan perorangan/pribadi kurang
menguntungkan disbanding perusahaan yang dimiliki publik/perseroan terbatas.
-
Adanya kesalahan dalam memaknai entitas.
Berdasarkan hal tersebut Vatter berpendapat bahwa reporting unit harus
diperlakukan sebagai dana (fund) dan organisasi tersebut harus dilihat sebagai
satu dana atau rangkaian dana. Artinya jika organisasi dilihat sebagai suatu
dana atau rangkaian dana (series of fund) maka laporan keuangan organisasi
tersebut merupakan penggabungan atau konsolidasi dari laporan keuangan dana
menjadi bagian organisasi.
Perbandingan antara akuntansi dana pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik digambarkan sbb:
Organisasi secara keseluruhan yang mana laporan konsolidasian biasanya
tidak tersedia. Sistem akuntansi pemerintah yang dilakukan dengan menggunakan
konsep dana memerlukan suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi (accounting
entity) dan entitas anggaran (budget entity) yang berdiri
sendiri. Penggunaan akuntansi
dana merupakan salah satu perbedaan utama antara akuntansi pemerintahan dengan
akuntansi bisnis. Sistem akuntansi dana adalah metode yang menekankan pada
pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan itu sendiri.
Terdapat dua jenis dana
yang digunakan akuntansi sektor publik:
Ø
Dana yang dapat dibelanjakan (expendable
fund)
Digunakan untuk mencatat nilai aktiva utang, perubahan aktiva bersih, dan
saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari
laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan (governments
funds)
Ø
Dana yang tidak dapat lagi dibelanjakan (nonexpectable
funds)
Untuk mencatat pendapatan,
biaya, aktiva, utang dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis
dana ini digunakan pada organisasi bisnis (properiority funds)
0 komentar:
Posting Komentar