Featured Article

Kamis, 25 April 2013

Harga Pokok Variabel

Perhitungan Biaya Variabel
Dengan menggunakan perhitungan harga pokok variabel, hanya biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan output yang diperlakukan sebagai biaya produk. Termasuk didalamnya adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk dalam metode ini. Sebaliknya, biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya periodik yang mana bebannya dibebankan secara utuh kedalam pendapatan setiap periodenya. Konsekuensinya, biaya per unit produk dalam persediaan atau dalam harga pokok penjualan dalam metode perhitungan harga pokok variabel tidak mengandung elemen biaya overhead tetap.
Perhitungan harga pokok variabel sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya marginal (marginal costing). Perubahan dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih operaasional ketika metode variabel costing digunakan. Perhitungan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat digunakan untuk kepentingan internal dalam membuat perencanaan. Pendekatan perhitungan harga pokok variabel berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu dipertimbangkan oleh manajer dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan.
Perbedaan Perhitungan Laba Bersih yang Menggunakan Metode HPV dengan Harga Pokok Penuh
1.        Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih operasional akan sama secara umum dengan tidak memandang apakah digunakan perhitungan harga pokok penuh atau perhitungan harga pokok variabel. Perbedaannya hanya terletak pada nilai dari overhead pabrik tetap yang diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi. Ketika semua yang diproduksi pada tahun itu telah terjual, semua overhead pabrik tetap yang dibebankan ke unit produk menggunakan perhitungan harga pokok penuh menjadi bagian dari harga pokok penjualan untuk tahun itu. Dengan perhitungan harga pokok variabel, overhead pabrik tetap langsung dibebankan ke laporan laba rugi. Sehingga dengan kedua metode itu, ketika produksi sama dengan penjualan, semua overhead pabrik tetaap yang terjadi ditahun itu langsung mengalir ke laporan laba rugi sebagai beban. Sehingga, laba operasi bersih dengan menggunakan kedua metode tersebut adalah sama.
2.        Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan harga pokok variabel. Ini terjadi karena dengan perhitungan harga pokok penuh, sebagian biaya biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan dalam persediaan.
Tetapi, dengan perhitungan harga pokok variabel semua biaya overhead pabrik tetap untuk tahun berikutnya telah dibebankan terhadap pendapatan sebagai biaya periodik. Sebagai hasilnya, laba bersih operasional untuk tahun berikutnya tersebut dengan perhitungan harga pokok variabel lebih rendah dibanding dengan perhitungan harga pokok penuh.
3.        Ketika produksi dibawah penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh pada umumnya akan lebih rendah dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan harga pokok variabel. Ini terjadi karena persediaan menurun dan biaya overhead pabrik tetap yang sebelumnya ditangguhkan dalam persediaan dengan metode perhitungan harga pokok penuh sekarang dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan ( fixed manufacturing overhead cost released from inventory ). Sebaliknya, dengan perhitungan harga pokok variabel laba bersih operasionalnya akan lebih tinggi dibanding dengan perhitungan harga pokok penuh
4.        Dalam jangka panjang, laba bersih operasional yang dihitung dengan perhitungan harga pokok penuh dan variabel akan cenderung sama. Alasannya adalah dalam jangka panjang penjualan tidak dapat melebihi produksi, begitu juga produksi tidak akan melebih penjualan. Semakin pendek periodenya, laba bersih operasi akan cenderung semakin berbeda.
   Laporan Laba-Rugi dengan Perhitungan Harga Pokok Penuh dan Variabel
1.        Dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh, jika persediaan meningkat maka beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari harga pokok penjualan. Biaya-biaya tersebut akan ditangguhkan ke periode berikutnya dan akan dimasukkan dalam akun persediaan dalam neraca. Biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan ke periode berikutnya, dimana diharapkan unit persediaan yang ada akan diambil dan dijual.
2.        Dengan metode perhitungan harga pokok variabel, seluruh biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai bahan periode berjalan.
3.        Persediaan akhir dalam metode perhitungan harga pokok variabel lebih rendah dibandingkan perhitungan harga pokok penuh. Alasannya adalah dalam perhitungan biaya variabe, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian dimasukkan dalam persediaan.
4.        Laporan laba-rugi perhitungan harga pokok penuh tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba, dibutuhkan waktu untuk mengerjakan ulang dan mengklasifikasi biaya dalam laporan perhitungan harga pokok penuh.
5.        Pendekatan perhitungan harga pokok variabel untuk menentukan biaya produksi per unit sesuai dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasi biaya berdasarkan perilakunya.

Senin, 22 April 2013

Perilaku Biaya

Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespon perubahan aktivitas bisnis. Bila aktivitas bisnis meningkat atau surut, biaya tertentu mungkin akan ikut naik atau turun atau mungkin juga tetap. Untuk tujuan perencanaan, manajer harus dapat mengantisipasi apakah yang akan terjadi; jika biaya mengalami perubahan, manajer harus tahu sejauh mana perubahannya. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biaya biasanya dikategorikan menjadi variabel, semivariabel, dan tetap.


JENIS-JENIS PERILAKU BIAYA
BIAYA VARIABEL
     Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas. Jika tingkat aktivitasnya dinaikkan, total biaya variabelnya juga akan naik. Suatu biaya bersifat variabel dikarenakan basis aktivitasnya, yaitu ukuran segala sesuatu yang menyebabkan adanya biaya variabel. Basis aktivitas juga disebut sebagai pemicu biaya ( cost driver ). Beberapa basis aktivitas yang umum adalah jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit yang diproduksi, dan unit yang dijual. Untuk merencanakan dan mengendalikan biaya variabel, manajer harus mengenal baik berbagai aktivitas yang terjadi di perusahaannya. Porsi biaya variabel dan tipe biaya variabel dalam organisasi sangat tergantung pada tujuan dan struktur organsasi.
      Tidak semua biaya variabel memiliki pola yang sama. Beberapa biaya variabel berperilaku sebagai biaya variabel sejati atau variabel proporsional. Sedangkan lainnya memiliki memiliki pola bertahap. Bahan langsung dianggap sebagai biaya variabel sejati atau biaya variabel sejati atau biaya variabel proporsional karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi.
    Sumber daya yang diperoleh dalam jumlah besar dan yang biayanya meningkat atau berkurang hanya karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas disebut biaya variabel bertahap.
  BIAYA TETAP
   Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas sehingga pada saat level aktivitas naik atau turun, total biaya tetap konstan. Biaya tetap biasanya disebut biaya kapasitas sebab biaya tersebut terjadi karena adanya gedung, peralatan, karyawan profesional yang terlatih, dan item lainnya yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas produk untuk mempertahankan aktivitasnya. Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang telah ditentukan dan biaya uang dikeluarkann berdasakan kebijakan manajemen.
   Biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Sedangkan biaya tetap kebijakan disebabkan oleh keputusan tahunan  yang dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Suatu biaya akan diklasifikasikan sebagai biaya tetap yang telah ditentukan atau biaya tetap kebijakan sangat tergantung pada strategi manajemen.
   Tren di beberapa perusahaan menunjukkan bahwa biaya tetap semakin besar porsinya dibandingkan dengan biaya variabel. Meskipun semakin banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin, permintaan secara keseluruhan terhadap pekerjaan oleh manusia tidak berkurang.
BIAYA SEMIVARIABEL
    Biaya semivariabel adalah biaya yang terdiri dari elemen biaya variabel maupun biaya tetap. Porsi biaya tetap dalam biaya semivariabel menunjukkan biaya minimum yang harus dimiliki agar jasa tersedia dan siap digunakan. Porsi biaya variabel menunjukkan biaya yang terjadi atas konsumsi aktual atas jasa perusahaan. Elemen variabel akan tergantung pada jumlah konsumsi jasa perusahaan.
   Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

PENENTUAN POLA PERILAKU BIAYA 
Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.
        Pertama, harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya. Biaya ini merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.
    Kedua, harus dipilih variabel bebas (independent variable), yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan,  y = f(x).
     Ketiga, harus dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant range of activity), dimana hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya tersebut berlaku.

CARA MENGESTIMASI BIAYA
       Penting bagi manajemen untuk memahami bagaimana hubungan antara biaya dengan faktor-faktor yang memicu perubahan biaya (cost driver). Estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran.
       Perubahan total biaya dapat dijelaskan oleh perubahan level aktivitas tunggal. Sebagai contoh variasi dalam jam kerja mesin mempengaruhi total biaya, atau variasi jam kerja tenaga kerja langsung mempengaruhi total biaya. Perubahan total biaya dalam contoh ini hanyadisebabkan oleh satu jenis level aktivitas apakah jam kerja mesin atau jam kerja tenaga kerja langsung, bukan oleh keduanya.
       Perilaku biaya dapat digambarkan dalam fungsi linier untuk level aktivitas pada rentang relevan. Fungsi biaya linier adalah fungsi biaya yang menggambarkan hubungan antara total biaya dengan level aktivitas tunggal dalam bentuk garis lurus. 
       Terdapat dua pendekatan dalam mengestimasi biaya, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pada pendekatan kualitatif terdapat metode engineering, analisis akun, dan konferensi; sedangkan pendekatan kuantitatif terdapat metode high-low, scattergraph, dan least-square.
1.      Pendekatan Kualitatif
a.         Metode Engiinering, Mengestimasi biaya dengan menganalisa hubungan antara  input dan output secara fisik. Metode ini membutuhkan analisis dan penelaahan secara sistematis untuk mengetahui kebutuhan bahan baku, tenaga kerja, perlengkapan pendukung dan fasilitas lain dalam rangka membuat produk atau jasa tertentu. Estimasi biaya yang dihasilkan hampir mendekati keadaan yang sesungguhnya, namun metode ini kurang praktis dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya.
b.      Metode Analisis Akun, Biaya dipisahkan berdasarkan hasil analisis akun-akun buku besar dengan mempertimbangkan aktivitas yang diidentifikasi.  Metode ini menggunakan pengalaman dan justifikasi untuk mengklasifikasikan biaya
c.       Metode Konferensi,  Mengumpulkan opini dan analisis yang diperoleh dari berbagai sumber tentang biaya dan faktor-faktor yang memicu perubahannya. Metode ini berdasarkan pada pendapat-pendapat dari tenaga ahli yang berpengalaman dan menguasai bidangnya.
2.      Pendekatan Kuantitatif
a.         Metode High-Low, Metode pemisahan semi variable cost dengan menggunakan biaya tertinggi dan terendah dari sekolompok data yang tersedia. Metode ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya diantaranya mudah dan sederhana dalam penerapannya dan banyak digunakan secara luas sedangkan kekurangannya tidak mengakomodir semua titik koordinat yang tersedia sehingga ada data yang tidak terwakili.
b.        Metode Scattergraph, Metode pemisahan semi variable cost dengan terlebih dahulu menggambarkan semua titik koordinat dari semua data tersedia, kemudian  ditarik garis biaya yang paling mendekati. Pendekatan ini tetap masih relatif kasar. Pendekatan ini jarang digunakan dalam praktik. Meskipun demikian, membuat plot dalam scattergraph menjadi langkah diagnosis yang esensial
c.         Metode Least-Square, Metode yang memisahkan biaya semivariabel menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan seluruh data. Garis regresi dengan rumus Y = a + bX disesuaikan dengan data yang ada. Dalam rumus tersebut a mencerminkan biaya tetap, b mencerminkan biaya variabel, sedangkan X mencerminkan aktivitas.

Dasar Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajerial berkaitan dengan penyediaan informasi untuk para manajer atau orang-orang didalam suatu perusahaan yang mengatur, mengendalikan ataupun mengontrol operasi didalam perusahaan tersebut. Akuntansi manajerial menyediakan data-data penting yang memberikan informasi kegiatan-kegiatan perusahaan/organisasi berupa laporan-laporan yang berkaitan dengan kinerja manajer atau unit bisnis, selain itu akuntan manajer juga menyiapkan laporan analitis sesuai kebutuhan untuk menyelidiki permasalahan khusus yang dihadapi. Umumnya informasi yang dihasilkan bersifat mendalam dan tidak dipublikasikan kepada pihak luar.
Terdapat beberapa perbedaan antara akuntansi manajerial dengan akuntansi keuangan diantaranya, laporan yang dihasilkan dari akuntansi manajerial digunakan oleh pihak internal perusahaan sedangkan pada akuntansi keuangan, laporannya digunakan oleh pihak eksternal misalnya saja kreditor, investor, regulator, dll. Kemudian akuntansi keuangan penyusunan laporannya berdasarkan hasil-hasil keuangan dari aktivitas masa lalu (historis) sedangkan akuntansi manajerial menekankan pada pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi masa depan (futuristik). Akuntansi keuangan menekankan pada data yang objektif dan dapat diverifikasi sedangkan akuntansi manajerial menekankan pada data yang relevan. Laporan pada akuntansi keuangan hanya tertuju pada gambaran keuangan keseluruhan perusahaan sedangkan pada akuntansi manajerial tertuju pada tiap segmen/bagian manajemen perusahaan tersebut.
Perbedaan yang lainnya yaitu akuntansi keuangan yang disiapkan untuk kepentingan pihak eksternal harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini dilakukan dengan pengharapan dapat mengurangi adanya penyelewengan dan kesalahan interpretasi namun laporan tersebut tidak memberikan panduan tipe laporan yang begitu berguna bagi keputusan internal perusahaan yang mana lebih menggunakan akuntansi manajerial yaitu manajer dapat merancang aturan main untuk isi dan format laporan untuk pihak internal. Dan kemudian perbedaan yang lainnya yaitu akuntansi manajerial bukanlah suatu keharusan didalam perusahaan, keberadaan akuntansi manajerial hanya sebatas kebutuhan perusahaan tersebut dibandingkan dengan akuntansi keuangan yang merupakan suatu keharusan bagi perusahaan untuk membuatnya karena hasil dari laporannya juga akan digunakan oleh pihak eksternal perusahaan secara periodik.
Akuntansi manajerial menyediakan data-data penting yang memberikan informasi kegiatan perusahaan yang mana akan digunakan oleh pihak manajemen perusahaan tersebut. Sebaliknya akuntansi keuangan hanya menyediakan informasi bagi para pemegang saham, kreditor, dan pihak-pihak lain di luar perusahaan serta hanya bertindak sebagai penilai yang menjadi dasar evaluasi kinerja perusahaan di masa lalu.
Walaupun terdapat beberapa perbedaan yang disebutkan diatas, sebetulnya data keuangan yang mendasari antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen adalah sama. Misalnya saja berdasarkan pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dapat melihat bagaimana estimasi penggunaan biaya untuk operasional perusahaan berdasarkan pencatatan tersebut sehingga pengorganisasian kerja perusahaan dapat lebih efektif dan efisien.
Hubungan lain antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan yaitu keduanya merupakan pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan yang mana menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan. Sehingga antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan memiliki keterkaitan bagi para pihak internal perusahaan untuk menghasilkan keputusan rencana kinerja bagi perusahaan.
Didalam pembuatan keputusan dalam akuntansi manajemen terdapat siklus perencanaan dan pengendalian. Pertama para pihak pengambil keputusan merumuskan terlebih dahulu rencana jangka panjang dan jangka pendek yang akan diterapkan pada perusahaan, kemudian setelah rencana tersebut telah disepakati maka diterapkanlah rencana tersebut kedalam lingkungan perusahaan.
Dalam periode tertentu perusahaan melakukan beberapa evaluasi untuk melihat serta mengukur bagaimana kinerja perusahaan selama periode berjalan tersebut. Pada posisi inilah perusahaan melakukan pengendalian terhadap kinerja perusahaannya serta kemudian akan membandingkan bagaimana perbandingan atas rencana atau estimasi kinerja perusahaan sebelumnya dengan realitas kinerja perusahaan yang terjadi. Berdasarkan evaluasi-evaluasi yang dilakukan tersebut maka perusahaan akan membuat kebijakan apakah rencana-rencana yang dibuat sebelumnya akan tetap dilaksanakan atau akan dibuatkan rencana yang baru untuk kinerja perusahaan yang lebih baik.
 Pada akuntansi biaya mempunyai tujuan untuk menghitung biaya produksi dalam rangka menetapkan harga pokok produk baik itu  produk pesanan ataupun produksi massal dan menyusun laporan biaya guna memenuhi kepentingan manajemen. Dari uraian tersebut dapat dikatakan  bahwa akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen karena akuntansi biaya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak eksternal dan pihak internal perusahaan.
Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan informasi keuangan dan non-keuangan yang terkait dengan biaya untuk memperoleh/menggunakan sumber daya dari perusahaan. Akuntansi biaya menggambarkan aktivitas manajer dalam perencanaan dan pengendalian biaya jangka pendek maupun jangka panjang sehingga dapat meningkatkan nilai bagi konsumen serta menurunkan biaya produk/jasa.
Dalam operasi perusahaan, manajamen perusahaan harus dapat mengatur seefisien mungkin kinerja perusahaannya. Dalam menjaga kualitas kinerja perusahaann biasanya pihak manajemen perusahaan akan melakukan perencanaan, pengarahan, pemberian motivasi, dan kemudian melakukan pengendalian agar kualitas kinerja perusahaan dapat bertahan. Data-data atas kinerja perusahaan selama periode tertentu tersebut dipegang oleh akuntan manajemen sehingga peran akuntan manajemen sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam hal pengambilan keputusan nantinya. Data-data yang disediakan oleh akuntan manajemen tersebut akan dimanfaatkan oleh pihak pengambil keputusan serta mengkombinasikannya dengan beberapa alternatif rencana yang telah dibuat untuk membentuk efisiensi kinerja operasional perusahaan yang lebih baik.

Popular Posts