Featured Article

Jumat, 28 Juni 2013

Manajemen Modal Kerja

Terdapat dua pengertian tentang modal kerja, yaitu modal kerja neto dan modal kerja bruto. Modal kerja neto adalah perbedaan (selisih) antara aktiva lancar dengan utang lancar. Modal kerja bruto adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar, misalnya : kas, investasi jangka pendek seperti piutang dagang, dan sediaan.
Manajemen modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing komponen modal kerja dan pembelanjaan yang di butuhkan untuk mendukung aktiva lancar manajemen modal kerja penting karena beberapa alasan. Pertama, sebagian waktu manajer keuangan banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah modal kerja. Kedua, keputusan-keputusan modal kerja dapat berpengaruh secara berarti terhadap risiko, return, dan harga saham perusahaan.
Adapun konsep modal kerja menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-Dasar Pembelanjaan” Perusahaan adalah sebagai berikut:
§  Konsep Kuantitatif
Dalam konsep kuantitatif ini modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang–piutang, persediaan. Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami perputaran dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini adalah modal kerja bruto ( gross working capital )
§  Konsep Kualitatif
Konsep ini mendasarkan pada sebagian dari aktiva Lancar yang baner baner dapat digunakan untuk membiayai oprasional perusahaan tanpangeganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancarnya.
§  Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.
MASALAH DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA
Dalam penentuan jumlah atau tingkat aktiva lancar, manajemen harus mempertimbangkan trade-off antara profitabilitas dan risiko. Trade-off antara profitabilitas dan risiko terjadi karena sebagai berikut:
v  Jika perusahaan menginginkan profitabilitas yang tinggi, perusahaan harus memelihara jumlah aktiva lancar rata-rata yang relative rendah, yang mengakibatkan risiko tinggi terhadap terjadinya kekurangan sediaan atau kehilangan kesempatan penjualan dan sebaliknya.
v  Jika perusahaan menginginkan risiko yang rendah terhadap kekurangan sediaan dan kehilangan kesempatan penjualan, perusahaan akan memelihara tingkat aktiva lancar rata-rata yang relative tinggi, yang mengakibatkan profitabilitas yang rendah.
Dalam manajemen modal kerja, manajemen dapat menentukan alternative-alternative jumlah atau aktiva lancar. Pada tingkat output tertentu, misalnya ada tiga alternative kebjakan tingkat aktiva lancar. Kebijakan I, jumlah atau tingkat aktiva lancar relative besar. Kebijakan II, jumlah aktiva lancar relative sedang. Keijakan III, jumlah aktiva lancar relative rendah.

KLASIFIKASI MODAL KERJA MENURUT WAKTU
Modal kerja dapat diklasifikasikan dalam dua cara yang berbeda yaitu menurut komponen atau waktu. Pertama, modal kerja diklasifikasikan menurut komponen-komponen modal kerja yaitu : kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan sediaan dan sebaliknya. Kedua, modal kerja diklasifikasikan dengan dasar waktu, terdiri atas :

Ø  Modal kerja permanen
Modal kerja permanen adalah jumlah ativa lancar yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan minimum jangka panjang. Dana yang diperlukan untuk membiayai adalah jangka panjang, meskipun kontradiksi dengan akiva yang dinamakan lancar (aktiva lancar). Apabila perusahaan diperkirakan mengalami pertumbuhan, tingkat modal kerja permanen yang dibutuhkan akan meningkat dari waktu ke waktu, caranya sama dengan peningkatan pada aktiva tetap, yaitu akan meningkat dari waktu ke waktu.
Ø  Modal kerja temporer

Modal kerja temporer adalah jumlah aktiva lancar bervariasi sesuai dengan kebutuhan musiman. Kita dapat mempertimbangkan pembiayaan jumlah aktiva lancar dari sumber yang sifatnya dapat temporer.

Uang dalam Konsep Makroekonomi Islam

Pengertian Uang
Menurut Robertson, Uang adalah segala sesuatu yang diterima umum sebagai alat pembayaran barang-barang. Menurut R.S Sayes mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang diterima umum untuk membayar hutang. Menurut A.C Pigou memberikan definisi bahwa uang adalah segala sesuatu yang diterima umum untuk dapat digunakan sebagai alat penukaran. Menurut Albert Gailort Hart, uang adalah kekayaan yang mana pemiliknya dapat melunaskan hutangnya dalam jumlah yang tertentu pada waktu itu juga.
Dalam sumber lain dikatakan  bahwa uang adalah segala sesuatu yang bersifat sebagai media pertukaran atau alat pembayaran yang diterima secara umum. Ada juga yang berpendapat bahwa uang adalah sesuatu yang secara umum diterima didalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran utang-utang. Dan juga sering dipandang sebagai kekeyaan yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah tertentu utang dengan kepastian dan tanpa penundaan.
Uang sebagai Public goods, modal sebagai Private Goods
Dalam penerapan konsep islam dan konvensional sangat berbeda dalam mendifinisikan konsep uang. Dalam ekonomi islam uang adalah uang, uang bukan kapital. Sedangkan alam konvensional tidak jelas. Sering kali istilah uang dalam persepektif konvensional diartikan secara bolak balik. Uang sebagai uang dan uang sebagai kapital.
Dalam islam, Capital is private goods, sedangkan money is pulic goods. Uang ketika mengalir adalah publics goods ( Flow concept), kemudian mengendap dalam kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi ( Pivate goods).
Adapun pengertian lain  tentang uang dan modal menurut jenis barangnya, yaitu uang merupakan public goods artinya uang merupakan harta milik umum, sedangkan modal merupakan Private good artinya barang/harta milik pribadi. Artinya ketika uang itu masih beredar di masyarakat dan belum mengendap pada masyarakat itu berarti bisa dikatakan public goods. Dan ketika sampai ketangan masyarakat dan mengendap itu dikatakan modal atau private goods.
Konsep public goods belum dikenal dalam teori ekonomi islam sampai tahun 1980-an. Baru setelah muncul ekonomi lingkungan, maka kita berbicara tentang externalities, publlic good, dan sebagainya. Dalam islam, konsep ini sudah lama dikenal, yaitu ketika Rosulullah mengatakan bahwa “Manusia mempunyai hak bersama dengan tiga hal: air,rumput dan api” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah). Dengan demikian berserikat dalam hal public goods bukan merupakan hal yang baru dalam ekonomi islam.
Untuk lebih jelasnya konsep private dan public goods masing-masing dapat diilustrasikan dengan mobil dan jalan tol. Mobil adalah private goods ( Capital ) dan jalan tol adalah public goods ( money ). Apabila mobil tersebut menggunakan jalan tol baru kita dapat menikmati jalan tol. Namun, apabila mobil tersebut tidak menggunakan jalan tol, maka kita tidak akan dapat menikmati jalan tol tersebut. Dengan kata lain jika uang diinvestikan dalam proses produksi, maka kita baru akan mendapatkan lebih banyak uang. Sedangkan dalam konsep konvensional uang capital dapat menjadi private goods. Maka bagi mereka jika mobil diparkir digarasi ataupun digunakan dijalan tol, maka mereka akan tetap menikmati menfaat dari jalan tol tesebut. Apakah uang diinvestasikan pada proses tersebut maka mereka akan mendapatkan uang yang lebih banyak. Disinilah letak keanehan bunga yang dikenukakan oleh para ekonom konvensional.
Uang sebagai flow concept, modal sebagai Stock concept
Konsep islam menyatakan uang merupakan sesuatu yang bersifat flow concept, dan capital merupakan stock concept. Dapat didefenisikan bahwa uang dikatakan flow concept merupakan uang itu uang itu mengalir pada khalayak ramai, sedangkan modal merupakan stock concept karena modal itu merupakan persediaan. Maksudnya uang itu masih mengalir pada masyarakat, dan digunakaoleh masyarakat sebagai alat tukar, dan bukan hanya sebagai investasi produksi, jadi tidak bisa dikatan sebagai stock concept, sedangkan modal merupakan persediaan dan diinvestasikan untuk kegiatan produksi, dan merupakan stock concept.
Fungsi uang
v  Uang sebagai ukuran harga
Abu Ubaid (w.224.H) menyatakan bahwa dirham dan dinar adalah nilai harga sesuatu, sedangkan segala sesuatu tidak bisa menjadi nilai harga keduanya.
Imam Ghazali (w.505 H) menegaskan bahwa Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah diantara seluruh harta agar seluruh harta bisa diukur dengan keduanya.
Ibn Rusyd (w.595 H) menyatakan bahwa, ketika seseorang susah menemukan nilai persamaan antara barang-barang yang berbeda, jadikan dinar dan dirham untuk mengukurnya.
Ibn al-Qayyim (w.751 H) mengungkapkan bahwa dinar dan dirham adalah nilai harga barang komoditas. Nilai harga adalah ukuran yang dikenal untuk mengukur harta maka wajib bersifat spesifik dan akurat tidak naik dan tidak turun.
v  Uang sebagai alat transaksi
Fungsi uang sebagai alat tukar ( medium of exchange ) mendasari adanya spesialisasi dan distribusi dalam memproduksi suatu barang. Dengan adanya uang orang tidak perlu lagi menukar barang yang diinginkan dengan barang yang diproduksinya.
Umar bin Khattab r.a, “ saat aku ingin menjadikan uang dari kulit unta, ada orang yang berkata, kalau begitu unta akan punah’ maka aku batalkan keinginan tersebut.”
Sebaliknya, emas dan perak tidak serta merta menjadi uang bila tidak ada stempel (sakkah) negara. Imam Nawawi berkata “ Makruh bagi rakyat biasa mencetak sendiri dirham dan dinar, sekalipun dari bahan yang murni, sebab pembuatan tersebut wewenang pemerintah.
Imam Malik bin Annas berkata: “ apabila pasar telah menjadikan kulit sebagai mata uang, maka aku tidak senang kulit tersebut dijual dengan emas dan perak.
v  Uang merupakan media penyimpanan Nilai
Dalam teori konvensional fungsi ini muncul pada abad ke-20 yaitu pada waktu keynes dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest, and money” terbit tahun 1936, mengatakan bahwa disamping fungsi satuan hitung dan sebagai alat tukar juga dapat berfungsi sebagai penimbun kekayaan.
Dalam konsep islam: “ Kemudian di sebabkan jual beli, muncul kebutuhan terhadap dua mata uang. Seseorang yang ingin membeli makanan dengan baju, darimana dia mengetahui ukuran makanan dari nilai baju tersebut. Barang-barang ini tidak sama, maka diperlukan “hakim yang adil” yaitu uang.
Ibn Khaldun juga mengisyaratkan uang sebagai alat simpanan. Ia menyatakan kemudian Allah SWT menciptakan dua barang tambang,emas, dan perak, untuk nilai setiap harta.
v  Uang sebagai pembakuan pembayaran yang di tangguh
Begitu uang diterima umum sebagai alat penukar maupun maupun alat satuan hitung, maka secara langsung uang akan bertindak sebagai satuan pembayaran masa depan atau untuk menyatakan besarnya utang kita. Dalam adanya uang kita bisa membayar utang piutang dengan cepat dan tepat.
Dalam buku Ekonomi Makro Islami ( Ir. Adiwarman, A. Karim, SE., M.B.A., M.A.E.P). kami tidak menemukan untuk poin ini, namun dari buku Pengenalan Ekulisif Ekonomi Islam ( Mustafa Edwin Nasution) kami mendapatkan ini.

Dalam buku tersebut mengatakan bahwa ada satu hal yang berbeda dalam memandang uang antara sistem kapitalis dan sistem islam. Dalam sistem kapitalis, uang tidak hanya sebagai alat tukar yang sah ( legal tender ) melainkan juga sebagai komoditas. Menurut sistem kapitalis uang, uang juga bisa diperjual belikan baik on the spotmaupun secara tangguh. Lebih jauh dengan cara pandang demikian maka uang juga dapt disewakan (leasing).dalam islam apapun yang dijadikan sebagai uang maka fungsinya adalah sebagai alat tukar bukan komoditas yang bisa diperjualbelikan baik secara on the spot maupun bukan.

Kamis, 27 Juni 2013

Sistem Buku Besar Umum, Pelaporan Keuangan, dan Pelaporan Manajemen

I.          Sistem Buku Besar Umum
Sistem buku besar umum (General ledger system - GLS) merupakan suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Siklus transaksi memproses peristiwa individual yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun buku besar pembantu. Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber input untuk sistem pelaporan manajemen (MRS) dan FRS. Kumpulan informasi yang mengalir ke GLS berasal dari subsistem siklus transaksi.
v Voucher Jurnal
voucherJurnal merupakan sumber input bagi bku besar umum. Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang dipengaruhi. Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya dimasukkan ke buku besar umum dari voucher jurnal. Karena Voucher jurnal harus disetujui oleh manajer yang bertanggung jawab, voucher jurnal menyediakan pengendalian yang efektif terhadap jurnal buku besar umum yang tidak diotorisasi.
v Basis Data GLS
Basis data GLS terdiri dari berbagai file, file master, file referensi, dan file arsip.
-        File master buku besar, merupakan file utama dalam basis data GLS.
-        File sejarah buku besar umum memiliki format yang sama dengan file master buku besar umum.
-        File sejarah voucher jurnal berisiuntuk priode masa lalu.
-        File pusat pertanggungjawaban berisi data pendapatan, pengeluaran, dan penggunaan sumber daya lainnya.
-        File master anggaran berisi jumlah anggaran untk pendapatan, biaya, dan sumber daya lainnya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban.
v Prosebur GLS
Voucher jurnal mengalir dari sistem pemrosesan transaksi dari sumber lainnya ke departemen buku besar umum. Secra rutin, ini semua merupakan rangkuman transaksi dari akun-akun buku besar pembantu dan jurnal-jurnal khusus yang berada di siklus transaksi. Seperti yang akan dibahas berikut ini, transaksi yang paling jarang terjadi dari sistem aktiva tetap, bersama dengan jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik dari sistem pelaporan keuangan, juga memasuki GLS dengan cara ini.

II.          Sistem Pelaporan Keuangan
III.          Tanggung jawab untuk memberikan informasi ke pihak eksternal ditetapkan oleh standar hukum dan professional. Kebanyakan dari informasi ini ada dalam bentuk laporan keuangan tradisional, pengembalian pajak, dan dokumen-dokumen yang diperlukan oleh lembaga yang menerapkan peraturan tersebut.
Penerima utama dari informasi laporan keuangan adalah para pengguna eksternal, seperti pemegang saham, kreditor, dan pejabat pemerintah. Secara umum dapat dikatakan bahwa para pengguna informasi luar tertarik dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, mereka memerlukan informasi yang memungkinkan merekamengamati tren kinerja selama beberapa waktu dan melakukan perbandingan di antara perusahaan yang berbeda.
v Pengguna yang Canggih Dengan Kebutuhan Informasi yang Modern
Karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya bervariasi, laporan keuangan diarahkan ke pembaca umum. Laporan keuangan disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri atas para pengguna yang canggih (sophisticated users) dengan kebutuhan informasi yang relative homogen. Denga kata lain, diasumsikan bahwa pengguna laporan keuangan memahami berbagai konvensi dan prinsip akuntansi yang diterapkan, dan bahwa laporan tersebut memiliki kandungan informasi yang berguna.
v  Proses Akuntansi Keuangan
FRS pada kenyataannya merupakan langkah terakhir dalam seluruh proses akuntansi keuangan yang dimulai dari siklus transaksi. Proses akuntansi keuangan dimulai dari status bersih di awal tahun fiscal yang baru. Hanya akun-akun permanen neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah berukut:
-          Mencatat transaksi,
-          Mencatat di jurnal khusus,
-          Membukukan ke buku besar pembantu,
-          Membukukan ke buku besar umum,
-          Menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuaikan,
-          Membuat jurnal penyesuaian,
-          Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian,
-          Menyiapakan neraca percobaan yang telah disesuaikan, 
-          Menyiapakan laporan keuangan,
-          Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup dan
-          Menyiapakan neraca percobaan pascapenutupan.
v  Mengendalikan FRS
Aktivitas - aktivitas FRS secara ekslusif merupakan pekerjaan akuntansi. Tidak seperti pemrosesan transaksi, yang juga melibatkan arus sumber daya fisik, kekhawatiran pengendalian terhadap FRS berkenaan dengan akurasi dan reliabilitas informasi akuntansi. Eksposur potensial dalam sistem ini terdiri dari:
-          Jejak audit yang tidak sempurna,
-          Akses yang tidak diotorisasi ke buku besar umum,
-          Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu,
-          Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau tidak diotorisasi.

IV.          Pengendalian Isu SAS 78/COSO
v Otorisasi Transaksi            
Ayat - ayat jurnal yang ada di buku besar umum merupakan sebuah rangkuman transaksi dan berada di bawah pengendalian yang sama. Voucher jurnal merupakan dokumen yang mengotorisasi suatu ayat jurnal ke buku besar umum. Penting bagi integritas catatam akuntansi bahwa voucher jurnal otorisasi dengan benar oleh manajer yang bertanggungjawab di departemen sumber.
v Pemisahan Tugas
Buku besar umum memberikan pengendalian verifikasi bagi proses akuntansi. Untuk melakukannya, tugas memperbarui buku besar umum harus dipisahkan dari semua tanggung jawab akuntansi dan pengawasan aktiva dalam perusahaan.
v Pengendalian Akses
Akses yang tidak diotorisasi ke akun-akun buku besar umum dapat menghasilkan kesalahan, penipuan, dan salah penyajian dalam laporan keuangan.
v Catatan Akuntansi
Jejak audit merupakan jalur yang diikuti oleh suatu transaksi melalui tahap input, pemrosesan, dan output dalam sistem pemrosesan transaksi. Dokumentasi diperlukan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat menentukan kelayakan transaksi tersebut.
v Verifikasi Independen
FRS menghasilkan dua  laporan operasional yang menjadi bukti akan keakuratan proses ini yaitu daftar voucher jurnal dan laporan perubahan buku besar umum. Daftar voucher jurnal menyediakan perincian yang relevan tentang setiap voucher jurnal yang diterima oleh FRS sebagai input. Laporan perubahan buku besar umum menyajikan pengaruh transaksi voucher jurnal pada akun buku besar umum.

V.          GL/FRS BerbasisKomputer
v GL/FRS warisan yang menggunakan pemrosesan batch dan file datar
-        Kekuatan : terletak pada pengendalian dan pelaporannya.
-        Kelemahan : tidak efisien dan rekonsiliasi yang tidak sering dilakukan.
v Rekayasa ulang GL/FRS menggunakan file akses langsung
-        Kekuatan : mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem tradisional.
-        Kelemahan : pemisahan tugas dan catatan akuntansi serta pengendalian akses.

VI.          Sistem Pelaporan Manajemen
v Factor yang Mempengaruhi MRS
Ø Proses pengambilan keputusan, pengambilan keputusan rasional bukan merupakan tindakan spontan. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan antara lain : mengidentifikasi masalah; mengevaluasi solusi alternative; mengimplementasikan solusi yang terbaik; dan melakukan pemeriksaan pasca implementasi. Langkah-langkahnya sbb:
-        Mengidentifikasi masalah, pengambilan keputusan biasanya tidak bisa memecahkan suatu masalah sebelum mengidentifikasinya dengan baik. Olehkarena itu langkah ini merupakan proses yang sangat penting.
-        Mengevaluasi Solusi Alternatif, setelah mengidentifikasi masalah, pengambil keputusan menghadapi tindakan-tindakan alternatif. Paling tidak, ia menghadapi pilihan untuk melakkan tindakan atau tidak melakukan tindakan.
-        Implementasi Solusi Terbaik, tahap implementasi dari proses penggambilan keputusan melibatkan sejumlah besar perencanaan yang terperinci.
-        Melakukan Peninjauan Pascaimplementasi, langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah melakukan kegiatan ini untuk proyek yang baru yang diimplementasikan.
Ø Prinsip-prinsip manajemen, Prinsip yang langsung mempengaruhi MRS adalah formalisasi pekerjaan; pertanggung jawaban dan wewenang; jangkauan pengendalian; dan manajemen dengan pengecualian.
Ø Fungsi, tingkat, dan jenis keputusan manajemen, fungsi perencanaan danpengendalian manajemen secara mendasar memengaruhi sistem pelaporan manajemen. Fungsi perencanaan berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang aktivitas-aktivitas yang akan dating suatu perusahaan. keputusan perencanaan dan pengendalian sering diklasifikasikan menjadi :
-        Perencanaan Strategis
-        Perencanaan Taktis
-        Keputusan Perencanaan Taktis
-        Keputusan Pengendalian Manajemen
-        Keputusan Pengendalian Operasional
Ø Struktur Masalah
Struktur masalah memiliki tiga elemen, antara lain : (1.) Data – nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor dengan masalah tersebut; (2.) Prosedur – urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah; dan (3.) Tujuan – hasil yang ingin dicapai oleh pengambil keputusan dengan memecahkan masalah tersebut.
Ø Jenis-jenis Laporan Manajemen
-        Tujuan laporan : mengurangi tingkat ketidak pastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang dihadapi pengambil keputusan, dan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara yang positif.
-        Pelaporan terprogram : memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna.
-        Atribut laporan : agar lebih efektif, suatu laporan harus memiliki atribut antara lain relevan, ringkas, berorientasi pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu, dan singkat.
-        Pelaporan khusus : sumber data untuk mendukung kebutuhan pelaporan khusus melalui konsep yaitu penggalian data. Dan ada dua pendekatan umum untuk pendekatan data, antara lain model verifikasi dan model penemuan.
Ø Akuntansi Pertanggung jawaban
Dua tahap akuntansi pertanggung jawaban yaitu  :  (1.) Menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan atau anggaran yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer; dan (2.) Melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Untuk mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan kegiatan operasi kedalam unit-unit yang disebut sebagai pusat pertanggung jawaban, dengan bentuk yang paling umumya itu pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.
Ø Pertimbangan Perilaku
-        Keserasian tujuan;
-        Informasi yang berlebihan; dan

-        Ukuran kinerja yang tidak tepat.

Selasa, 18 Juni 2013

Pengantar Pemrosesan Transaksi, dan Pengendalian Internal

I.          Siklus transaksi
Aktivitas ekonomi perusahaan diproses oleh tiga siklus transaksi yaitu, siklus pengeluaran, siklus konversi, dan siklus pendapatan. Siklus ini terdapat dalam semua jenis bisnis, baik itu berupa mencari laba ataupun yang  nirlaba.
§  Siklus Pengeluaran
Aktivitas bisnis ini dimulai dengan pemerolehan  bahan baku, properti, dan tenaga kerja melalui pertukaran dengan kas. Pada umumnya transaksi pengeluaran didasarkan pada hubungan kredit diantara mitra dagang. Terdapat beberapa subsistem utama dalam silus ini yaitu, sistem pembelian/utang, sistem pengeluaran kas, sistem penggajian dan sistem aktiva tetap
§  Siklus Konversi
Pada siklus konversi ini terdiri atas dua subsistem utama. Yang pertama yaitu, Sistem produksi, yang mana melibatkan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian produk fisik melalui proses produksi. Termasuk pula dalam penetapan kebutuhan bahan baku ke produksi, otoritas kerja yang harus dilakukan dan pelepasan bahan baku ke produksi serta pengarahan pergerakan bahan dalam prosesnya. Yang Kedua yaitu dan Sistem akuntansi biaya yang memantau arus  informasi biaya yang berkaitan dengan produksi. Informasi yang dihasilkan kemudian digunakan untuk penilaian persediaan, penganggaran, pengendalian biaya, dan keputusan manajemen.
§  Siklus Pendapatan
Siklus ini terkait mengenai penjualan barang jadi ke pelanggan melalui, yang melibatkan pemrosesan penjualan tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas setelah penjualan kredit. Subsistem utama yang terdapat dalam  siklus pendapatan ini  yaitu pemrosesan pesanan penjualan dan penerimaan kas.

II.          Pencatatan Akuntansi
2.1 Sistem Manual
Pada bagian ini mendeskripsikan tujuan setiap jenis catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus transaksi. Yang dimulai dengan pembahasan mengenai pencatatan tradisional yang digunakan dalam sistem manual yaitu,  dokumen, jurnal dan buku besar.
v Dokumen, menyediakan bukti dari kegiatan ekonomi  yang terjadi dan dapat digunakan untuk memulai pemrosesan transaksi. Terdapat tiga jenis dokumen yaitu:
§  Dokumen sumber, digunakan untuk menangkap dan memformalisasi data transaksi yang diperlukan untuk memproses siklus transaksi
§  Dokumen produk, merupakan hasil dari pemrosesan transaksi, bukan dokumen yang memicu mekanisme proses
§  Dokumen perputaran, adalah dokumen produk dari satu sistem yang menjadi dokumen sumber dari sistem lainnya
v Jurnal, catatan ayat - ayat secara kronologis. Terdapat dua jenis jurnal :
§  Jurnal khusus, digunakan untuk mencatat kelas transaksi khusu yang muncul dalam volume besar
§  Jurnal umum. Perusahaan menggunakan jurnal umum untuk memcatat transaksi yang jarang terjadi atau yang tidak sama.
v Buku besar, adalah sebuah buku akun keuangan, yang menggambarkan pengaruh keuangan dari transaksi setelah dibukukan dari berbagai jurnal. Terdapat dua jenis buku besar:
§  Buku besar umum, yang berisi informasi akun perusahaan dalam bentuk rangkuman dari akun pengendali,
§  Buku besar pembantu, yang berisi perincian akun individual yang membentuk akun pengendali tertentu.
2.2 Jejak Audit
Berguna untuk menelusuri transaksi dari dokumen sumber ke laporan keuangan. Salah satu  tujuan dari jejak audit, yang paling penting bagi akuntan adalah audit akhir tahun. Jejak audit bereperan penting dalam proses pengujian akun dan transaksi utama perusahaan untuk sampai pada opini keseluruhan tentang kelayakan penyajian laporan keuangan.
2.3 Sistem Berbasis Komputer
Catatan akuntansi dalam sistem berbasis komputer dapat disajikan dalam 4 jenis file magnetis:
v File Master, nilai data dalam file induk diperbaharui dari transaksi, contohnya buku besar umum dan buku besar pembantu.
v File Transaksi, file sementara yang menyimpan record transaksi yang akan digunakan untuk merubah atau memperbarui data dalam file induk.
v File Referensi, menyimpan data yang digunakan sebagai standar untuk memproses transaksi, misalnya program pembayaran gaji, yang dijadikan standar untuk penghitungan pajak.
v File Arsip, berisi catatan teransaksi pada masa lalu yang dipertahankan untuk referensi akan datang.
III.          Teknik Dokumentasi
Pada bagian ini terdapat enam teknik dokumentasi dasar yang akan dibahas, yaitu: diagram arus data, diagram relasi entitas, bagan alir sistem, bagan alir program, bagan alir dokumen dan diagram tata letak catatan.
v  Diagram arus data, menggunakan symbol untuk menyajikan entitas, proses, arus data, dan penyimpanan data yang berkaitan dengan suatu sistem.
v  Diagram relasi entitas, teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan relasi antara entitas.
v  Bagan alir sistem, adalah bentuk grafis dari sistem yang mendeskripsikan relasi fisik. Elemen yang termasuk departemen organisasional, sistem manual, catatan akuntansi (dokumen, jurnal, buku )
v  Bagan alir program, menyediakan perincian yang penting untuk melakukan audit teknologi informasi .
v  Bagan alir , tujuannya membeikan penjelasan terhadap sistem yang digunakan.
v  Diagram tata letak catatan, digunakan untuk mengungkapkan struktur internal record yang membentuk file atau tabel basis data. Diagram tata letak biasanya menunjukkan nama, jenis data, dan panjang setiap atribut (atau field) dalam record.

IV.          Sistem Akuntansi Berbasis Komputer
Sistem akuntansi berbasis computer dibagi menjadi dua kelompok besar: sistem batch dan sistem real-time.
v  Perbedaan antara sistem batch dan real-time
§  Jeda waktu. Sistem batch menyusun transaksi ke dalam kelompok untuk sebuah pemrosesan. Sedangkan pada Sistem real-time memproses transaksi secara individual pada saat peristiwa muncul.
§  Sumber daya. Secara umum sistem batch memerlukan lebih sedikit sumber daya (seperti biaya pemrograman, waktu computer, dan pelatihan bagi pengguna) daripada sistem real-time. Sedangkan pada Sistem real-time menggunakan file akses langsung memerlukan peralatan penyimpanannya yang lebih mahal, seperti cakram magnetis.
§  Efisiensi Operasional. Pada Sistem pemrosesan real-time yang menangani sejumlah besar transaksi setiap hari dapat menciptakan ketidakefisienan operasional. Namun demikian, pemrosesan batch dari akun yang nonkritis memperbaiki efisiensi operasional dengan mengeliminasi aktivitas yang tidak diperlukan pada saat-saat penting dalam pemrosesan.
v  Pendekatan Pemrosesan Data Alternatif
§  Sistem Warisan Versus Sistem Modern
Tidak semua organisasiatau perusahaan menggunakan sistem informasi yang modern. Pada sistem warisan umumnya memiliki fitur berikut ini: memiliki aplikasi berbasis mainframe, berorientasi pada batch, sistem warisan yang awal menggunakan file datar untuk pentimpanan data, namun basis data hierarkis dan jaringan sering berkaitan dengan era sistem warisan yang lebih maju.
Sistem modern cenderung berbasis klien-server (jaringan) dan memproses transaksi secara real-time. Meskipun ini merupakan tren di banyak organisasi atau perusahaan, juga masih banyak sistem modern yang berbasis mainframe dan menggunakan pemrosesan batch.
§  Pembaruan File Master dari Transaksi
Baik pemrosesan batch maupun pemrosesan real-time yang digunakan, pembaruan record file utama mencakup perubahan nilai dari satu beberapa field untuk mereflsikan pengaruh dari suatu transaksi.
v  Pemrosesan Batch Dengan Menggunakan Pengumpulan Data Secara Real-Time
Pendekatan pemrosesan data yang terkenal, khususnya pada perusahaan besar adalah menangkap secara elektronik data transaksi pada sumbernya ketika terjadi. Dengan mendistribusikan kemampuan input data ke pengguna, kesalahan transaksi tertentu bisa dicegah atau dideteksi dan dikoreksi pada sumbernya. Hasilnya adalah file transaksi yang bebas dari kebanyakan kesalahan yang sering terjadi pada sistem warisan lama. File transaksi kemudian diproses dengan cara batch untuk mencapai operasional yang efisien.
v  Pemrosesan Real - Time
Sistem real-time memproses seluruh transaksi pada saat sedang terjadi. Sistem semacam ini memiliki banyak keuntungan, termasuk perbaikan produktivitas, pengurangan persediaan, peningkatan perputaran persediaan, pengurangan jeda dalam penagihan pelanggan, dan perbaikan keputusan pelanggan. Pemrosesan real-time sesuai dengan sistem yang memproses volume transaksi yang rendah dan yang tidak saling berbagi record umum. Sistem ini menggunakan teknologi local are network (LAN) dan wide are network (WAN).
Pengendalian Internal

I.            Konsep Dan Prosedur Pengendalian Internal.
Pembuatan dan pemeliharaan suatu sistem pengendalian internal adalah sebuah kewajiban yang harus dilakuakn oleh pihak manajemen perusahaan. Aspek dasar dari sebuah tanggung jawab penyediaan informasi pihak manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham bahwasanya perusahaan tersebut dikendalikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen juga bertanggung jawab untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi keuangan yang andal secara tepat waktu, sistem pengendalian internal yang memadai penting bagi pihak manajemen untuk melakukan kewajiban ini.
II.            Konsep Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya:
§  Menjaga aktiva perusahaan.
§  Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
§  Mendorong efisiensi dalam operasional.
§  Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
v  Memodifikasi Asumsi.
Tujuan pengendalian ini adalah empat asumsi dasar tambahan yang membimbing para desainer serta auditor sistem pengendalian internal.
§  Tanggung Jawab Manajemen. Konsep ini meyakini bahwa pembuatan dan pemeliharaan sebuah sistem pengendalian internal merupakan tanggung jawab dari pihak manajemen.
§  Jaminan yang wajar. Sistem pengendalian internal harus menyediakan jaminan yang wajar, bahwa kemudian keempat tujuan umum dari pengendalian internal dapat terpenuhi secara efektif dari segi biaya. Ini berarti bahwa tidak ada sistem pengendalian internal yang sempurna dan bahwa biaya untuk mencapai pengendalian yang lebih baik tidak boleh melebihi manfaatnya.
§  Metode Pemrosesan Data. Setiap pengendalian internal memiliki keterbatasan. Hal ini meliputi :
~      kemungkinan kesalahan, tidak ada sistem yang sempurna,
~      pelanggaran oleh personal dapat melanggar sistem melalui kolusi atau cara lain,
~      pelanggaran manajemen atau pihak manajemen berada dalam posisi melanggar prosedur pengendalian dengan secara pribadi menyimpangkan transaksi atau dengan mengarahkan bawahan, untuk melakukan hal tersebut, dan
~      berubahnya kondisi-kondisi dapat berubah dengan berjalannya waktu hingga pengendalian yang ada menjadi tidak berjalan.
   v  Eksposur dan Risiko
  Sistem pengendalian internal sebagai pelindung yang akan  melindungi aktiva perusahaan dari   banyaknya peristiwa yang tidak diinginkan berupa penyerangan  terhadap perusahaan. Ini semua meliputi usaha untuk akses secara tidak sah ke aktiva perusahaan (termasuk informasi): penipuan yang dilakukan oleh orang dalam dan luar perusahan; kesalahan karena karyawan tidak kompeten, program komputer salah, dan data input yang rusak; serta tindakan yang salah,seperti akses tidak sah oleh backer komputer, serta ancaman virus komputer yang menghancurkan progran dan basis data.
v  Model Pengendalian Internal untuk Pencegahan Pendeteksian Perbaikan.
§  Pengendalian Pencegahan adalah teknik pasif yang didesain untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
§  Pengendalian Pemeriksaan adalah berbagai alat, teknik, dan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa yang tidak diinginkan dan yang lepas dari pengendalian pencegahan.
§  Pengendalian Perbaikan adalah tindakan yang diambil untuk membalik berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya.
III.            Komponen Pengendalian Internal.
Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri aras lima komponen sebagai berikut:
v  Lingkungan pengendalian adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya. lingkungan pengendalian menentukan arah perusahaan dan memengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan, berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah:
§   Integritas dan nilai etika manajemen.
§   Struktur organisasi.
§   Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada
§   Filosofi manajemen dan siklus operassionalnya.
§   Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas.
§   Metode manajemen untuk menilai kinerja.
§   Pengaruh eksternal.
§   Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya.
v  Penilaian Resiko.
Organisasi atau perusahaan harus melakukan penilaian risiko (risk assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan.
v  Informasi dan Komunikasi.
Sistem informasi akuntansi terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, dan mencata berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva dan kewajiban yang terkait di dalamnya. Kualitas  dari suatu informasi yang dihasilkan oleh SIA berdampak pada kemampuan pihak manajemen untuk mengambil tindakan serta membuat keputusan dalam hubungannya dengan operasional perusahaan, sewrta membuat laporan keuangan yang andal.
v  Pengawasan.
Pihak manajemen harus memastikan bahwa pengendalian internal berfungsi seperti yang dimaksudkan. Pengawasan adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta operasinya berjalan. Hal ini dapat diwujudkan melalui beberapa prosedur terpisah atau melalui aktivitas yang berjalan.
v  Aktivitas Pengendalian.
adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi. aktivitas pengendalian dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yang berbeda: pengendalian computer dan pengendalian fisik.
IV.            Peran Penting Pengendalian Internal

Ada lima komponen pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian-menyediakan auditor informasi yang penting mengenai risiko penyalasajian yang penting dalam laporan keuangan dan penipuan.

Popular Posts