Featured Article

Selasa, 19 Februari 2013

Arti Sebuah Kejujuran


Dr. Arun Gandhi, cucu mendiang Mahatma Gandhi bercerita :

Pada masa kecil ia pernah berbohong kepada ayahnya. Saat itu ia terlambat menjemput ayahnya dengan alasan mobilnya belum selesai diperbaiki, padahal sesungguhnya mobil telah selesai diperbaiki hanya saja ia terlalu asyik menonton bioskop shg lupa akan janjinya.

Tanpa sepengetahuannya, sang ayah sudah menelpon bengkel lebih dulu sehingga sang ayah tahu ia berbohong.

Lalu wajah ayah tertunduk sedih; sambil menatap Arun sang ayah berkata :
"Arun, sepertinya ada sesuatu yang salah dengan ayah dαƖαm mendidik dan membesarkan kamu, sehingga kamu tidak punya keberanian utk berbicara jujur kepada ayah.
Utk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang dengan berjalan kaki; sambil merenungkan di mana letak kesalahannya"

Dr. Arun berkata :
Sungguh saya begitu menyesali perbuatan saya tersebut. Sejak saat itu seumur hidup, saya selalu berkata jujur pada siapapun.

Seandainya saja saat itu ayah menghukum saya, mungkin saya akan menderita atas hukuman itu, dan mungkin hanya sedikit saja menyadari kesalahan saya.Tapi dengan tindakan mengevaluasi diri yang dilakukan ayah, meski tanpa kekerasan, justeru memiliki kekuatan luar biasa utk mengubah diri saya sepenuhnya.

To all dear lovely parents...
Yuuuk, mari kita membiasakan diri utk selalu bertanya, "Apa yang salah dari saya, mengapa anak saya bisa seperti itu....??"

Selamat menjadi orang tua yang bijak αnd Have quality time with ur lovely family...

Senin, 18 Februari 2013

Suatu Pelajaran Berharga dari Olimpiade 1992


Mungkin beberapa di antara kita sudah mengenal sosok yang satu ini. Tapi, pasti masih ada juga beberapa di antara kita yang belum mengenalnya.

Hari itu, adalah hari yang sangat dinanti-nanti oleh Derek Redmond dan para pendukungnya. Pelari asal Inggris tersebut, akan menghadapi nomor lari 400 meter Olimpiade Barcelona 1992, dengan status unggulan pertama. Semua oranmg menaruh rasa optimisme bahwa Redmond akan menyelesaikannya dengan mudah untuk kemudian merengkuh medali emas.

Dor..!! Suara letupan pistol menandai start. Semuanya berlangsung normal. Sebelum akhirnya saat menyentuh jarak 175 meter dari garis start, petaka bagi Redmond. Tiba-tiba ia terhenti. Ternyata otot hamstringnya robek. Redmond lalu tertunduk, meringis, dan menangis. Ia harus menerima kenyataan, pupus sudah harapannya untuk meraih medali emas. Pihak medis kemudian menghampiri, mencoba untuk mengobati. Namun, Redmond bersikukuh untuk tetap melanjutkan perlombaan. Dalam kondisi pincang bercampur rasa kesakitan yang melanda, ia berusaha mencapai garis finish. Cedera yang begitu parah, tak dapat membendung tekadnya yang kuat untuk mencapai tujuan utamanya, ya, garis finish. Ia tak peduli lagi, ia hanya melihat sebuah tujuan yang ingin ia capai dalam benaknya untuk ia wujudkan.

Tiba-tiba, seorang lelaki tambun paruh baya menerobos masuk ke lintasan. Melewati hadangan pihak keamanan, lalu menghampiri Redmond. Siapakah lelaki itu? Ya, lelaki itu adalah Jim Redmond, ayah dari Derek Redmond. Kepada para penjaga ia hanya berkata, “Itu anakku, dan aku akan menolongnya!” Jim kemudian berusaha memapah dan membantu anaknya untuk berjalan di lintasan. Di tengah lintasan dan air mata Derek Redmond, Jim berkata, "Kau tak perlu melakukan hal ini nak, kau sudah berusaha, tak ada yang perlu dibuktikan." Sang anak kemudian menjawab tegas, " Ayah, aku akan menyelesaikannya." Jim tak dapat menghalangi tekad anaknya, ia pun menjawab, "Baiklah, kita akan selesaikan bersama!" Sungguh atmosfir yang begitu membuat kita merinding.

Sang anak kemudian merangkul ayahnya dengan erat. Airmata Redmond semakin tak terbendung. Bukan karena rasa sakit yang ia derita, namun kasih sayang sang ayah yang membuatnya terharu, semakin teguh dan menguatkan tekad. Beberapa petugas berusaha melarang keduanya, namun Jim menjawab dengan lantang ,"Biarkan ia menyelesaikannya!" Sungguh cinta dan kasih sayang seorang ayah. Tak jauh dari garis finish, sang ayah kemudian membiarkan Derek Redmond menyelesaikan lombanya. Tentu, aksi ini mengundang standing applause dari sekitar 65 ribu penonton.

Memang, Derek Redmond tidak mendapat posisi pertama. Tapi ia telah mendapatkan hati dari 65 ribu penonton di stadion dan jutaan penonton di belahan bumi lainnya. Tanpa memikirkan rasa sakit yang ia alami kemudian didorong oleh kekuatan cinta dari sang ayah, Derek Redmond telah berusaha untuk melakukan yang terbaik. Jim Redmond memang adalah sosok ayah yang selalu ada untuk anaknya. Namun, yang paling utama sehingga mendorong sang ayah untuk menghampiri anaknya adalah ia melihat wajah yang sedang kesakitan diikuti jiwa yang tak kenal menyerah. Derek Redmond memang terdiskualifikasi, namun sang ayah berujar “Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia!, Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”

Sekarang bagaimana dengan diri kita. Ya, memang dalam hidup ini untuk mencapai tujuan hidup sering kita ditimpa ujian, cobaan, ataupun bencana. Tapi, Tuhan memang keras kepada hambaNya yang tangguh. Namun, di sisi lain Tuhan juga mencintai hambaNya yang selalu berusaha keras dan tak kenal menyerah. Selain itu, Tuhan menghadirkan sosok yang mencintai kita dalam hidup ini, yang akan selalu ada untuk menemani kita menjalani kerasnya hidup, menghadapi masalah bersama, menuju apa yang disebut tujuan. Cintailah ia, jangan tinggalkan dirinya. Cintailah Tuhanmu, jangan khianati Ia.

Masih banyak pelajaran yang dapat kita petik, silahkan terjemahkan menurut perspektif kita masing-masing. Terima kasih telah membaca.

Ashraq Muhammad (7 Februari 2012)
"Jika anda tidak menyerah, maka anda tidak akan gagal" - Derek Redmond (1992)


Popular Posts